Rabu, 14 Desember 2011

Sisi Lain Kehidupan Tenaga Kerja di Korea



Di sela-sela Pelatihan pengurusan jenazah yang di adakan di Masjid Al-Amien Daegu dengan nara sumber Ustadz Jos Istiyanto menjelaskan bahwa ada beberapa faktor kasus tenaga kerja Indonesia yang meninggal di korea,dari faktor kesehatan,kecelakaan kerja dan hanya beberapa persen yang masih di duga sebagai kasus bunuh diri.Data yang di peroleh dari KBRI menjelaskan bahwa pada tahun 2010 di musim dingin saja (Winter) tenaga kerja yang meninggal di korea kurang lebih ada 10 orang dan yang paling banyak di sebabkan masalah kesehatan,antara lain angin duduk,serangan jantung mendadak,masuk angin dan tidak kuat terhadap dinginya cuaca.

Kecelakaan kerja

Kebanyakan yang mengalami kecelakaan kerja di sebabkan oleh beberapa faktor dari human error sampai machine error dan setiap pekerja sebagian besar pernah mengalaminya,dari yang hanya luka lecet sampai harus kehilangan beberapa anggota tubuh(jari kaki/tangan) bahkan harus cacat seumur hidup atau patah tulang yang memerlukan perawatan yang cukup lama.  


Untuk masalah perawatan kesehatan di korea memang sangat mengutamakan dan mengedepankan hasil yang terbaik,bahkan bagi mereka yang kehilangan salah satu anggota tubuh mereka yang kasat mata akan mendapatkan biaya asuransi yang cukup besar.Tapi di sini keselamatan adalah hal yang paling di utamakan,lebih baik selamat dengan keadaan anggota tubuh yang masih lengkap dari pada banyak mendapat uang dengan harus kehilangan salah satu anggota tubuh kita.

Masih ingat pesan dari salah satu staff  KBRI Bapak Managara Tampubolon,saat itu beliau menemani tour seminar ekonomi di kota Daegu tepatnya di gedung DFC dengan pembicara Saudara Benardo Nugroho Yahya.
Bapak Managara  bertanya kepada para peserta seminar yang terdiri dari para teman pekerja ..
"Apakah hal yang paling berharga setelah nanti pulang dari korea..? hadirin serentak menjawab.
"Uang yang banyak pak...!!..(beliaupun tersenyum & menjawab)..
"Kalian salah ......lho kenapa pak(jawab salah satu teman pekerja)
"Uang tidak akan ada artinya jika kita dalam keadaan sakit dan tidak utuh(cacat)jadi yang paling utama adalah jaga kesehatan kalian,hati-hati dalam bekerja dan selalu berdoa agar apa yang kita kerjakan di beri kelancaran dan kelak ketika kita datang ke korea dengan keadaan yang sehat nanti ketika pulang juga dalam keadaan yang lebih baik dari segi finansial,kesehatan dan juga pengalaman.
"Serentak kita yang hadir ikut mengamininya..."Amien...!!.

Perlu Pengkajian ulang

Tertera dalam persyaratan umur minimal pekerja yang ingin bekerja di korea dari web BNP2TKI adalah 18 tahun,apakah ini tidak di kaji ulang lagi ,sebab kondisi psikologis anak dengan umur tersebut masih dalam pengembangan mental dan bila berhadapan dengan dunia kerja seperti korea akan banyak mengalami  masalah.Sebab kondisi kerja di korea sendiri juga sangat keras dari segi orang-orangnya yang terkenal dengan harus kata cepat-cepat/Palli -palli dan Sppal seia (maaf) hhhhe,sebagian besar para pekerja asing akan di tempatkan di bagian yang sulit di karenakan kebanyakan orang korea lebih memilih bekerja di sektor yang ringan dan tidak terlalu menggunakan otot,maka dari itu mereka mengambil tenaga kerja dari negara lain untuk di tempatkan di bagian-bagian yang lumayan capek dan sulit,selain faktor gaji lebih murah di bawah orang korea,orang asing juga lebih mudah untuk di perintah.


Beberapa kasus yang terjadi

Selain kecelakaan yang menimpa akibat human error dan machine error ,faktor umur juga sangat mempengaruhi  misalnya:
"Ada salah satu pekerja yang membunuh teman satu pekerjaanya yaitu seniornya sendiri  tempat dia bekerja dengan cara memukul korban dengan martil,kasus ini terjadi di kota Masan beberapa tahun yang lalu dan mungkin sekarang tersangka masih di dalam penjara.Dia bekerja di perusahaan yang tidak terlalu berat tapi rumit yang artinya harus banyak mengandalkan otak dari pada otot,sebagai senior korban bertanggung jawab supaya sang junior(pekerja baru)bisa  cepat faham terhadap pekerjaanya,tapi di sini terjadi kesalah fahaman antara senior dan junior sehingga tanpa di ketahui sang junior secara diam-diam dari belakang memukul seniornya dengan martil yang mengakibtkan sang senior meninggal dunia.

Juga kasus stress dan depresi yang di alami oleh beberapa pekerja yang berujung pada pemulangan korban.Memang kebanyakan mereka yang berangkat ke korea masih dalam keadaan usia belia,berangkat ke korea dengan harapan gaji besar dan kerjaan enak tanpa pengetahuan atau pengalaman langsung bekerja dalam keadaan yang keras dan menuntut cepat-cepat.Tidak pernah terbayangkan bagaimana bekerja di dalam suhu minus di waktu musim dingin atau bekerja dengan suhu 45' c di pabrik peleburan di musim panas.

Perlu Peran Bersama

Bagi teman yang sudah bekerja di korea dan menginginkan saudara,tetangga atau teman untuk juga bisa bekerja di korea juga punya andil besar untuk menceritakan bagaimana kondisi asli lingkungan kerja mereka di korea karena mungkin mereka yang di rumah hanya mendengar bahwa di korea gajinya besar,atau mereka melihat kita lewat photo yang kita miliki di jejaringan sosial sangat menarik dan mengundang iri orang untuk bisa ke korea,kita pun tidak mungkin juga atau jarang mengupload photo kesulitan dan kerumitan pekerjaan di sini.

Pemerintah juga mesti mengkaji batas minimal umur seseorang untuk bisa bekerja di luar negri,juga track record pengalaman kerja dengan menyertakan sertfikat pengalaman kerja.Tidak di pungkiri orang yang sudah mempunyai pengalaman bekerja minimal satu tahun akan lebih siap di tempatkan bekerja dalam kondisi apapun dari pada orang yang sama sekali belum pernah bekerja atau bahkan anak mama.Hasil bagus sebuah tes bahasa korea tidak menjamin dia akan bagus dan siap juga dalam sebuah pekerjaan ,umur dan mental serta pengalaman kerja di sini juga punya andil cukup besar.

Tidak ada komentar: