Jumat, 21 September 2012

Perjuangan Kaskus, Dari USD 7 Hingga USD 50 Juta

Di dunia maya, Kaskus merupakan jejaring sosial, forum internet di Indonesia terbesar hasil karya lokal. Laman ini semakin populer, hingga kini tercatat menduduki peringkat 251 di dunia. Juga mengalami pertumbuhan keuntungan melalui iklan sebesar 100% per tahun.
 
Mengintip sejenak perjalanan Kaskus bisa memberi kita pelajaran bagaimana membangun massa yang masif dan menjadi besar.
Sejarah Kaskus
Berdiri pada 6 November 1999, Kaskus yang berarti ‘Kasak Kusuk’ didirikan oleh Andrew Darwis, Ronald Stephanus dan Budi Dharmawan dengan modal US$ 7.

Perjalanan hidup Kaskus tidak sepenuhnya mulus. Di awal kemunculan, Kaskus kesulitan menggaet anggota, rata-rata jumlah anggota baru adalah tiga per minggu. Namun seiring pekembangan internet, Kaskus menjadi perusahaan profesional di bawah bendera PT Darta Media Indonesia. Melalui forum jual beli, Kaskus mampu mencetak pertumbuhan pendapatan iklan hingga 100%.
 
Berapa Pendapatan Kaskus?
Pendapatan Kaskus dari pemasukan iklan juga semakin meningkat pesat. Dulu perusahaan sulit meyakinkan pengiklan untuk beriklan. Tapi kini keadaan tersebut berbeda 180 derajat. Pemasukan iklan ke perusahaan mengalir deras. Banyak brand-brand besar yang akhirnya percaya untuk memasang iklan dihalaman web Kaskus. “Yang pasti prosentase nya terus meningkat dari tahun 2009 hingga sekarang. Kenaikan bisa lebih dari 100% per tahun,” klaim Andrew.

Karena terus tumbuh, Kaskus pun mendapat banyak tawaran yang menggiurkan. Diantaranya tawaran untuk bergabung menjadi keluarga Yahoo dan Google. Dua raksasa dunia maya tersebut tertarik untuk meminang Kaskus. 

Google berani membeli Kaskus seharga US$ 50 juta atau setara dengan Rp 475 miliar. Meski mengaku senang, Andrew dan rekan enggan menerima tawaran menarik tersebut. “Bukannya enggan menerima tawaran tersebut, hanya saja bila melakukan kerjasama kami menginginkan ada kesamaan visi dan misi yang nantinya akan membawa Kaskus ke arah yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
 
Mengapa berhasil?
“Tidak ada langkah khusus yang dilakukan Kaskus karena kami tumbuh dengan sendirinya melalui Kaskuser (nama panggilan bagi anggota forum Kaskus),” kata CEO Kaskus, Andrew Darwis. Salah satu cara menarik anggota baru adalah melakukan penambahan fitur, membuka forum baru bila ada permintaan serta peningkatan jumlah server.
 
 
 
Keberhasilan Kaskus sebagai forum komunitas terbesar di tanah air bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, jumlah anggota. Hingga saat ini anggota Kaskus mencapai hampir 4 juta orang yang berasal dari dalam dan luar negeri . Tahun 2008 ke 2009 pertumbuhannya mencapai lebih dari 150% dan peningkatan tersebut juga memberi indikasi bahwa akses ke internet semakin membaik dan berkembang

Kedua, jumlah page view. Per bulan Agustus 2011 totalnya mencapai 838 juta atau setara 20 juta setiap hari. Kaskus juga sudah mempunyai lebih dari 408 juta posting. Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, konten Jual Beli dan Lounge lah yang menjadi favorit dan banyak dikunjungi oleh Kaskuser. 

“Untuk jumlah transaksi tidak bisa diketahui secara nominal pastinya karena semua transaksi dilakukan antara Kaskuser secara langsung, baik melalui COD (cash on delivery), transfer antar rekening ataupun jasa rekening bersama dimana pihak Kaskus tidak terlibat langsung dalam transaksi jual beli. Kami hanya sebatas sebagai penyedia wadah melakukan jual beli barang,” jelas penyandang gelar Master Computer Science, Univeristas Seattle, Amerika Serikat yang lahir pada 20 Juli 1979 ini.

Besarnya Kaskus tak luput dari loyalitas anggota yang bersedia berbagi informasi meski tidak dibayar sepeser pun. Anggota merasa mendapatkan manfaat dari anggota yang loyal, akhirnya berbalik menjadi anggota loyal yang berusaha memberikan kontribusi ke Kaskus yang akhirnya merekrut anggota baru yang berpotensi menjadi anggota loyal baru.

Menurut Andrew, siklus dari mulut ke mulut yang membuat Kaskus semakin bertumbuh besar dan bergerak agresif. Ini yang menjadi keunikan Kaskus, orang datang ke Kaskus untuk mencari sesuatu entah itu informasi atau barang. 

Kaskus selalu berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan anggota dan terus mengajak Kaskuser untuk membuat thread yang bermutu. “Kaskus ibarat sebuah negara yang terdiri dari 4 juta anggota, diisi dari berbagain macam orang dengan karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Tantangannya adalah bagaimana memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda tersebut dan semuanya bisa terpuaskan,” jelas Andrew menganalogikan.
 
 
Terlihat di atas, Kaskus  awalnya juga mengalami kesulitan menambah anggota. Ketekunan untuk terus bertahan menjadi kunci pertama. Mengikuti saran anggota dengan menambah fitur-fitur baru disertai penambahan fasilitas server jadi kunci kedua. 

Istilah "lapak" yang biasa digunakan oleh kaskuser juga menjadi gambaran bahwa Kaskus adalah komunitas, atau pasar dunia maya yang menyediakan lahan pada setiap orang yang bergabung untuk menjual, membeli, juga bersuara apa saja sehingga merasa jadi bagian - ikut memiliki - Kaskus. Walau tanpa dibayar.  Keterbukaan yang tidak berpihak memungkinkan kaskuser menjadi loyal dan merasa ikut memiliki.

Tidak ada komentar: